Setiap kali sehabis sholat maghrib, bertadarus merupakan kegiatan yang membawa keteduhan hati. Bersama-sama anak-anak Amalia melantunkan ayat suci, saya suka menyimaknya. Jika saya yang membaca al-quran, anak-anak Amalia ganti yang menyimaknya. Hana juga mengikutinya sekalipun yang dibaca hanya Iqra.'
Bila malam saya sedang keluar melintasi masjid, jarang sekali menjumpai orang-orang bertadarus. Jika ada yang bertadarus hanyalah orang tua. Anak-anak muda agak sulit saya jumpai bertadarus. Mungkin kondisi sekarang memang sedikit berbeda. Zaman telah berubah. Terkadang membuat hati menjadi miris. Bila membaca al-quran sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda.
Tadarus diwaktu saya masih sekolah Tsanawiyah suka sekali mengaji dimasjid bersama teman-teman. Kami berkelompok sampai 15 anak membaca al-quran, terkadang sampai malam tertidur, sehabis sholat subuhpun kami melanjutkannya dengan berdiskusi menelaah setiap ayat yang kami baca. Kebiasan untuk bertadarus menjadikan keindahan tersendiri.
Kami juga membiasakan anak-anak Amalia agar menghapal Juz Amma' surat-surat pendek. Kami membaca bersama-sama. Membiasakan anak-anak membaca al-quran sebagai upaya agar sedini mungkin anak-anak mencintai al-quran, membaca ayat-ayat suci sekaligus menggali maknanya. Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap al-quran tidak bisa sendirian, haruslah terbangun kondisi yang dilakukan secara terus menerus agar terbentuk pembiasaan yang menyenangkan. Sebab tadarus selain dimaknai dengan membaca al-quran namun juga mengkaji dan menelaah.
Maka alangkah indahnya bila semangat tadarus adalah semangat menjadikan al-quran sebagai bacaan kita setiap muslim melalui gerak hati dengan nafasnya dalam setiap langkah kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesama.
---
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkkan kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuk mereka ke jalan yang lurus." (Q.S. Al-Maidah, 515-16).
Thanks for reading:
Indahnya Tadarus
Setiap kali sehabis sholat maghrib, bertadarus merupakan kegiatan yang membawa keteduhan hati. Bersama-sama anak-anak Amalia melantunkan ayat suci, saya suka menyimaknya. Jika saya yang membaca al-quran, anak-anak Amalia ganti yang menyimaknya. Hana juga mengikutinya sekalipun yang dibaca hanya Iqra.'
Bila malam saya sedang keluar melintasi masjid, jarang sekali menjumpai orang-orang bertadarus. Jika ada yang bertadarus hanyalah orang tua. Anak-anak muda agak sulit saya jumpai bertadarus. Mungkin kondisi sekarang memang sedikit berbeda. Zaman telah berubah. Terkadang membuat hati menjadi miris. Bila membaca al-quran sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda.
Tadarus diwaktu saya masih sekolah Tsanawiyah suka sekali mengaji dimasjid bersama teman-teman. Kami berkelompok sampai 15 anak membaca al-quran, terkadang sampai malam tertidur, sehabis sholat subuhpun kami melanjutkannya dengan berdiskusi menelaah setiap ayat yang kami baca. Kebiasan untuk bertadarus menjadikan keindahan tersendiri.
Kami juga membiasakan anak-anak Amalia agar menghapal Juz Amma' surat-surat pendek. Kami membaca bersama-sama. Membiasakan anak-anak membaca al-quran sebagai upaya agar sedini mungkin anak-anak mencintai al-quran, membaca ayat-ayat suci sekaligus menggali maknanya. Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap al-quran tidak bisa sendirian, haruslah terbangun kondisi yang dilakukan secara terus menerus agar terbentuk pembiasaan yang menyenangkan. Sebab tadarus selain dimaknai dengan membaca al-quran namun juga mengkaji dan menelaah.
Maka alangkah indahnya bila semangat tadarus adalah semangat menjadikan al-quran sebagai bacaan kita setiap muslim melalui gerak hati dengan nafasnya dalam setiap langkah kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesama.
---
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkkan kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuk mereka ke jalan yang lurus." (Q.S. Al-Maidah, 515-16).
Setiap kali sehabis sholat maghrib, bertadarus merupakan kegiatan yang membawa keteduhan hati. Bersama-sama anak-anak Amalia melantunkan ayat suci, saya suka menyimaknya. Jika saya yang membaca al-quran, anak-anak Amalia ganti yang menyimaknya. Hana juga mengikutinya sekalipun yang dibaca hanya Iqra.'
Bila malam saya sedang keluar melintasi masjid, jarang sekali menjumpai orang-orang bertadarus. Jika ada yang bertadarus hanyalah orang tua. Anak-anak muda agak sulit saya jumpai bertadarus. Mungkin kondisi sekarang memang sedikit berbeda. Zaman telah berubah. Terkadang membuat hati menjadi miris. Bila membaca al-quran sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda.
Tadarus diwaktu saya masih sekolah Tsanawiyah suka sekali mengaji dimasjid bersama teman-teman. Kami berkelompok sampai 15 anak membaca al-quran, terkadang sampai malam tertidur, sehabis sholat subuhpun kami melanjutkannya dengan berdiskusi menelaah setiap ayat yang kami baca. Kebiasan untuk bertadarus menjadikan keindahan tersendiri.
Kami juga membiasakan anak-anak Amalia agar menghapal Juz Amma' surat-surat pendek. Kami membaca bersama-sama. Membiasakan anak-anak membaca al-quran sebagai upaya agar sedini mungkin anak-anak mencintai al-quran, membaca ayat-ayat suci sekaligus menggali maknanya. Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap al-quran tidak bisa sendirian, haruslah terbangun kondisi yang dilakukan secara terus menerus agar terbentuk pembiasaan yang menyenangkan. Sebab tadarus selain dimaknai dengan membaca al-quran namun juga mengkaji dan menelaah.
Maka alangkah indahnya bila semangat tadarus adalah semangat menjadikan al-quran sebagai bacaan kita setiap muslim melalui gerak hati dengan nafasnya dalam setiap langkah kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesama.
---
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkkan kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuk mereka ke jalan yang lurus." (Q.S. Al-Maidah, 515-16).
Setiap kali sehabis sholat maghrib, bertadarus merupakan kegiatan yang membawa keteduhan hati. Bersama-sama anak-anak Amalia melantunkan ayat suci, saya suka menyimaknya. Jika saya yang membaca al-quran, anak-anak Amalia ganti yang menyimaknya. Hana juga mengikutinya sekalipun yang dibaca hanya Iqra.'
Bila malam saya sedang keluar melintasi masjid, jarang sekali menjumpai orang-orang bertadarus. Jika ada yang bertadarus hanyalah orang tua. Anak-anak muda agak sulit saya jumpai bertadarus. Mungkin kondisi sekarang memang sedikit berbeda. Zaman telah berubah. Terkadang membuat hati menjadi miris. Bila membaca al-quran sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda.
Tadarus diwaktu saya masih sekolah Tsanawiyah suka sekali mengaji dimasjid bersama teman-teman. Kami berkelompok sampai 15 anak membaca al-quran, terkadang sampai malam tertidur, sehabis sholat subuhpun kami melanjutkannya dengan berdiskusi menelaah setiap ayat yang kami baca. Kebiasan untuk bertadarus menjadikan keindahan tersendiri.
Kami juga membiasakan anak-anak Amalia agar menghapal Juz Amma' surat-surat pendek. Kami membaca bersama-sama. Membiasakan anak-anak membaca al-quran sebagai upaya agar sedini mungkin anak-anak mencintai al-quran, membaca ayat-ayat suci sekaligus menggali maknanya. Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap al-quran tidak bisa sendirian, haruslah terbangun kondisi yang dilakukan secara terus menerus agar terbentuk pembiasaan yang menyenangkan. Sebab tadarus selain dimaknai dengan membaca al-quran namun juga mengkaji dan menelaah.
Maka alangkah indahnya bila semangat tadarus adalah semangat menjadikan al-quran sebagai bacaan kita setiap muslim melalui gerak hati dengan nafasnya dalam setiap langkah kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesama.
---
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkkan kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuk mereka ke jalan yang lurus." (Q.S. Al-Maidah, 515-16).
Setiap kali sehabis sholat maghrib, bertadarus merupakan kegiatan yang membawa keteduhan hati. Bersama-sama anak-anak Amalia melantunkan ayat suci, saya suka menyimaknya. Jika saya yang membaca al-quran, anak-anak Amalia ganti yang menyimaknya. Hana juga mengikutinya sekalipun yang dibaca hanya Iqra.'
Bila malam saya sedang keluar melintasi masjid, jarang sekali menjumpai orang-orang bertadarus. Jika ada yang bertadarus hanyalah orang tua. Anak-anak muda agak sulit saya jumpai bertadarus. Mungkin kondisi sekarang memang sedikit berbeda. Zaman telah berubah. Terkadang membuat hati menjadi miris. Bila membaca al-quran sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda.
Tadarus diwaktu saya masih sekolah Tsanawiyah suka sekali mengaji dimasjid bersama teman-teman. Kami berkelompok sampai 15 anak membaca al-quran, terkadang sampai malam tertidur, sehabis sholat subuhpun kami melanjutkannya dengan berdiskusi menelaah setiap ayat yang kami baca. Kebiasan untuk bertadarus menjadikan keindahan tersendiri.
Kami juga membiasakan anak-anak Amalia agar menghapal Juz Amma' surat-surat pendek. Kami membaca bersama-sama. Membiasakan anak-anak membaca al-quran sebagai upaya agar sedini mungkin anak-anak mencintai al-quran, membaca ayat-ayat suci sekaligus menggali maknanya. Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap al-quran tidak bisa sendirian, haruslah terbangun kondisi yang dilakukan secara terus menerus agar terbentuk pembiasaan yang menyenangkan. Sebab tadarus selain dimaknai dengan membaca al-quran namun juga mengkaji dan menelaah.
Maka alangkah indahnya bila semangat tadarus adalah semangat menjadikan al-quran sebagai bacaan kita setiap muslim melalui gerak hati dengan nafasnya dalam setiap langkah kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesama.
---
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkkan kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuk mereka ke jalan yang lurus." (Q.S. Al-Maidah, 515-16).
Setiap kali sehabis sholat maghrib, bertadarus merupakan kegiatan yang membawa keteduhan hati. Bersama-sama anak-anak Amalia melantunkan ayat suci, saya suka menyimaknya. Jika saya yang membaca al-quran, anak-anak Amalia ganti yang menyimaknya. Hana juga mengikutinya sekalipun yang dibaca hanya Iqra.'
Bila malam saya sedang keluar melintasi masjid, jarang sekali menjumpai orang-orang bertadarus. Jika ada yang bertadarus hanyalah orang tua. Anak-anak muda agak sulit saya jumpai bertadarus. Mungkin kondisi sekarang memang sedikit berbeda. Zaman telah berubah. Terkadang membuat hati menjadi miris. Bila membaca al-quran sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda.
Tadarus diwaktu saya masih sekolah Tsanawiyah suka sekali mengaji dimasjid bersama teman-teman. Kami berkelompok sampai 15 anak membaca al-quran, terkadang sampai malam tertidur, sehabis sholat subuhpun kami melanjutkannya dengan berdiskusi menelaah setiap ayat yang kami baca. Kebiasan untuk bertadarus menjadikan keindahan tersendiri.
Kami juga membiasakan anak-anak Amalia agar menghapal Juz Amma' surat-surat pendek. Kami membaca bersama-sama. Membiasakan anak-anak membaca al-quran sebagai upaya agar sedini mungkin anak-anak mencintai al-quran, membaca ayat-ayat suci sekaligus menggali maknanya. Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap al-quran tidak bisa sendirian, haruslah terbangun kondisi yang dilakukan secara terus menerus agar terbentuk pembiasaan yang menyenangkan. Sebab tadarus selain dimaknai dengan membaca al-quran namun juga mengkaji dan menelaah.
Maka alangkah indahnya bila semangat tadarus adalah semangat menjadikan al-quran sebagai bacaan kita setiap muslim melalui gerak hati dengan nafasnya dalam setiap langkah kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesama.
---
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkkan kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuk mereka ke jalan yang lurus." (Q.S. Al-Maidah, 515-16).
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.