Beberapa kata ingin aku tulis di baris yang bersusun bercahaya ini, dalam setiap metafora jiwa yang bersenandung cinta, dengan nada minor ataupun mayor memetik irama dawai hati. Mungkin tak begitu seindah senja jingga, tak juga semegah atap 7 langit membiru. Namun tak pusing aku pikir apakah sajakku ini indah atau megah, karena engkau adalah terindah dan termegah untukku!

Blogger news

Blogroll

perbanyak manfa'at - - - minimalisir konflik

Rabu, 08 Juni 2011

Teknologi Pendidikan Tepat Guna

Sesuatu yang sangat lucu yang saya ketemu sambil mencari info kemarin adalah:

"Dasar Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna:

–Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor : 0433/P/1993, Nomor : 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya."

Padahal memilih "Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna" seharusnya adalah Keputusan Oleh Guru - Teknologi Yang Terbaik Untuk Mencapaikan "Tujuan Sesuai Keadaan-nya", maupun yang dapat meningkatkan sebanyak mungkin objektif selain pembelajaran tertentu sesuai perkembangan mutu SDM.

Kalau mengajar di negara maju tidak ada "Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna", bukan urusan pemerintah kan? Yang penting adalah semua strategi yang dimanfaatkan mengarah ke perkembangan manusia (SDM), dan dapat dibela secara pedagogi. Misalnya di sekolah saya dulu (waktu mengajar bahasa Inggris) kadang-kadang saya naik ke atas meja untuk menfokuskan perhatian siswa dan mengilustrasikan sesuatu penting, misalnya sesuatu yang aneh (atau lucu) terkait kebudayaan. Pelajarnya sangat memperhatikan kegiatan-nya, maupun pasti ingat selama hidup, jadi sangat sesuai pedagogi. Maupun Director of Studies saya sangat menghargai efort saya untuk meningkatkan mutu pembelajaran-nya.

Apa teknologi-nya yang dipakai? Meja kan...? Dan saya sering menulis "alat bantu" seperti itu dalam rencana pembelajaran saya...

Mungkin kebijakan adalah salah satu legasi (legacy) dari Orde Baru di mana semuanya harus diatur (kontrol) dan di mana Perkembangan SDM Secara Kreatif dan Individu (termasuk guru) kelihatan-nya bukan tujuan pendidikan sebenarnya.

Kayaknya legasi ini masih mendominasikan pikiran di dunia Teknologi Pendidikan juga. Mengapa membuat kebijakan terhadap dunia Teknologi Pendidikan kalau tidak masih berbasis-kontrol? Dasarnya perkembangan teknologi pendidikan adalah keputusan oleh guru berbasis; tujuan, kebutuhan, sumber-sumber yang ada (keadaan), teknologi yang paling mengembangkan kemampuan pelajarnya sesuai kebutuhan kurikulum, maupun secara individual.

Apakah tujuan-nya menjamin standar mutu teknologi yang digunakan oleh guru? Kalau begitu kuncinya adalah profesionalisme guru, bukan kebijakan, apa lagi yang sangat tidak sesuai dengan keadaan (atau kebutuhan) di lapangan seperti Pembelajaran Berbasis-ICT di mana kebanyakan sekolah tidak mempunyai cukup ICT untuk mengajar mata pelajaran ICT saja, maupun dapat menggunakan ICT untuk pembelajaran, dan masih banyak sekolah yang belum punya sama sekali, atau yang ada dipakai di bagian administrasi.
http://TeknologiPendidikan.Com/rasiokomputer.html

Apalagi di mana kebutuhan dasar, tempat belajar saja yang aman dan nyaman belum dicapaikan: "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll", "Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Maupun, kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak!

Perkembangan Teknologi Pendidikan adalah paling terkait dengan Perkembangan Profesionalisme Guru, bukan Kebijakan, atau Teknologinya, apalagi kebijakan yang dapat mengancam perkembangan kreativitas guru. Perkembangan Teknologi Pendidikan juga dapat diancam oleh Ilmuwan Teknologi yang hanya ingin mendorong teknologi tertentu (tunnel vision), yang tidak berbasis keadaan, kenyataan, maupun kebutuhan di lapangan oleh Penelitian yang Tepat Guna.... Tidak Berbasis-Keadaan Indonesia!

Kemarin saya lagi membahas media seperti video dan televisi pendidikan dan saya sangat prihatin melihat bahwa peran video (dan televisi) , maupun kayaknya kemampuan untuk merencanakan dan memproduksikan video yang tepat guna masih kurang dipaham pada tahun 2011, padahal televisi pendidikan sendiri masih mempunyai peran penting di dunia Pendidikan Masyarakat (tetapi peran-nya di kelas masih agak minimal, seperti kita dapat melihat di negara lain), maupun tidak begitu efektif di kelas kecuali dapat dimaksimakan oleh guru yang bermutu dan profesional.

Saya angap ini adalah masalah oleh "tunnel vision", maupun yang saya suka sebut, terlalu banyak "Joki Teknologi " yang bergerak di dunia teknologi pendidikan kita.

Dalam Ilmu Teknologi Pendidikan Semua Jenis Teknologi dari Kertas sampai Teknologi Canggih dapat menjadi Teknologi Tepat Guna (tidak terkait zaman), tergantung tujuan pembelajaran, keadaan/situasinya, dan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologinya. Spidol sendiri dapat mempunyai 1.000 (barangkali unlimited) aplikasi sebagai peraga (selain funksi pena) untuk guru yang mengerti dasar-nya Ilmu Teknologi Pendidikan. - http://teknologipendidikan.com/kebijakan-ict.html

Re: "Semua Jenis Teknologi... dapat menjadi Teknologi Tepat Guna" (di atas).

Sejenis teknologi juga dapat disebutkan "Tidak Tepat Guna" karana tidak sesuai keadaan atau mengancam tujuan pendidikan, seperti tujuan perkembangan SDM yang Kreatif di Indonesia sekarang, di mana kita ingin meninggalkan pembelajaran berbasis hafalan dan menuju pembelajaran yang aktif dan kontekstual....

Misalnya boleh sebut : ICT adalah Teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pembelajaran di Sektor Pendidikan Umum

ICT adalah teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pendidikan Umum Yang Bermutu di Indonesia, kan? ICT dapat membunuh kreativitas (e-Learning / programmed learning), sangat terbatas oleh kekurangan infrastruktur, maupun biaya perawatan yang sangat mahal, banyak sekolah tidak dapat merawat sekolah saja, maupun ratusan komputer (puluhan juta komputer secara nasional)....

Salam Teknologi Pendidikan
http://TeknologiPendidikan.Com/
(Draft in progress Januari 21, 2011)

Thanks for reading: Teknologi Pendidikan Tepat Guna

Artikel Terkait…



0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.

Sesuatu yang sangat lucu yang saya ketemu sambil mencari info kemarin adalah:

"Dasar Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna:

–Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor : 0433/P/1993, Nomor : 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya."

Padahal memilih "Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna" seharusnya adalah Keputusan Oleh Guru - Teknologi Yang Terbaik Untuk Mencapaikan "Tujuan Sesuai Keadaan-nya", maupun yang dapat meningkatkan sebanyak mungkin objektif selain pembelajaran tertentu sesuai perkembangan mutu SDM.

Kalau mengajar di negara maju tidak ada "Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna", bukan urusan pemerintah kan? Yang penting adalah semua strategi yang dimanfaatkan mengarah ke perkembangan manusia (SDM), dan dapat dibela secara pedagogi. Misalnya di sekolah saya dulu (waktu mengajar bahasa Inggris) kadang-kadang saya naik ke atas meja untuk menfokuskan perhatian siswa dan mengilustrasikan sesuatu penting, misalnya sesuatu yang aneh (atau lucu) terkait kebudayaan. Pelajarnya sangat memperhatikan kegiatan-nya, maupun pasti ingat selama hidup, jadi sangat sesuai pedagogi. Maupun Director of Studies saya sangat menghargai efort saya untuk meningkatkan mutu pembelajaran-nya.

Apa teknologi-nya yang dipakai? Meja kan...? Dan saya sering menulis "alat bantu" seperti itu dalam rencana pembelajaran saya...

Mungkin kebijakan adalah salah satu legasi (legacy) dari Orde Baru di mana semuanya harus diatur (kontrol) dan di mana Perkembangan SDM Secara Kreatif dan Individu (termasuk guru) kelihatan-nya bukan tujuan pendidikan sebenarnya.

Kayaknya legasi ini masih mendominasikan pikiran di dunia Teknologi Pendidikan juga. Mengapa membuat kebijakan terhadap dunia Teknologi Pendidikan kalau tidak masih berbasis-kontrol? Dasarnya perkembangan teknologi pendidikan adalah keputusan oleh guru berbasis; tujuan, kebutuhan, sumber-sumber yang ada (keadaan), teknologi yang paling mengembangkan kemampuan pelajarnya sesuai kebutuhan kurikulum, maupun secara individual.

Apakah tujuan-nya menjamin standar mutu teknologi yang digunakan oleh guru? Kalau begitu kuncinya adalah profesionalisme guru, bukan kebijakan, apa lagi yang sangat tidak sesuai dengan keadaan (atau kebutuhan) di lapangan seperti Pembelajaran Berbasis-ICT di mana kebanyakan sekolah tidak mempunyai cukup ICT untuk mengajar mata pelajaran ICT saja, maupun dapat menggunakan ICT untuk pembelajaran, dan masih banyak sekolah yang belum punya sama sekali, atau yang ada dipakai di bagian administrasi.
http://TeknologiPendidikan.Com/rasiokomputer.html

Apalagi di mana kebutuhan dasar, tempat belajar saja yang aman dan nyaman belum dicapaikan: "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll", "Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Maupun, kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak!

Perkembangan Teknologi Pendidikan adalah paling terkait dengan Perkembangan Profesionalisme Guru, bukan Kebijakan, atau Teknologinya, apalagi kebijakan yang dapat mengancam perkembangan kreativitas guru. Perkembangan Teknologi Pendidikan juga dapat diancam oleh Ilmuwan Teknologi yang hanya ingin mendorong teknologi tertentu (tunnel vision), yang tidak berbasis keadaan, kenyataan, maupun kebutuhan di lapangan oleh Penelitian yang Tepat Guna.... Tidak Berbasis-Keadaan Indonesia!

Kemarin saya lagi membahas media seperti video dan televisi pendidikan dan saya sangat prihatin melihat bahwa peran video (dan televisi) , maupun kayaknya kemampuan untuk merencanakan dan memproduksikan video yang tepat guna masih kurang dipaham pada tahun 2011, padahal televisi pendidikan sendiri masih mempunyai peran penting di dunia Pendidikan Masyarakat (tetapi peran-nya di kelas masih agak minimal, seperti kita dapat melihat di negara lain), maupun tidak begitu efektif di kelas kecuali dapat dimaksimakan oleh guru yang bermutu dan profesional.

Saya angap ini adalah masalah oleh "tunnel vision", maupun yang saya suka sebut, terlalu banyak "Joki Teknologi " yang bergerak di dunia teknologi pendidikan kita.

Dalam Ilmu Teknologi Pendidikan Semua Jenis Teknologi dari Kertas sampai Teknologi Canggih dapat menjadi Teknologi Tepat Guna (tidak terkait zaman), tergantung tujuan pembelajaran, keadaan/situasinya, dan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologinya. Spidol sendiri dapat mempunyai 1.000 (barangkali unlimited) aplikasi sebagai peraga (selain funksi pena) untuk guru yang mengerti dasar-nya Ilmu Teknologi Pendidikan. - http://teknologipendidikan.com/kebijakan-ict.html

Re: "Semua Jenis Teknologi... dapat menjadi Teknologi Tepat Guna" (di atas).

Sejenis teknologi juga dapat disebutkan "Tidak Tepat Guna" karana tidak sesuai keadaan atau mengancam tujuan pendidikan, seperti tujuan perkembangan SDM yang Kreatif di Indonesia sekarang, di mana kita ingin meninggalkan pembelajaran berbasis hafalan dan menuju pembelajaran yang aktif dan kontekstual....

Misalnya boleh sebut : ICT adalah Teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pembelajaran di Sektor Pendidikan Umum

ICT adalah teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pendidikan Umum Yang Bermutu di Indonesia, kan? ICT dapat membunuh kreativitas (e-Learning / programmed learning), sangat terbatas oleh kekurangan infrastruktur, maupun biaya perawatan yang sangat mahal, banyak sekolah tidak dapat merawat sekolah saja, maupun ratusan komputer (puluhan juta komputer secara nasional)....

Salam Teknologi Pendidikan
http://TeknologiPendidikan.Com/
(Draft in progress Januari 21, 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.

Sesuatu yang sangat lucu yang saya ketemu sambil mencari info kemarin adalah:

"Dasar Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna:

–Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor : 0433/P/1993, Nomor : 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya."

Padahal memilih "Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna" seharusnya adalah Keputusan Oleh Guru - Teknologi Yang Terbaik Untuk Mencapaikan "Tujuan Sesuai Keadaan-nya", maupun yang dapat meningkatkan sebanyak mungkin objektif selain pembelajaran tertentu sesuai perkembangan mutu SDM.

Kalau mengajar di negara maju tidak ada "Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna", bukan urusan pemerintah kan? Yang penting adalah semua strategi yang dimanfaatkan mengarah ke perkembangan manusia (SDM), dan dapat dibela secara pedagogi. Misalnya di sekolah saya dulu (waktu mengajar bahasa Inggris) kadang-kadang saya naik ke atas meja untuk menfokuskan perhatian siswa dan mengilustrasikan sesuatu penting, misalnya sesuatu yang aneh (atau lucu) terkait kebudayaan. Pelajarnya sangat memperhatikan kegiatan-nya, maupun pasti ingat selama hidup, jadi sangat sesuai pedagogi. Maupun Director of Studies saya sangat menghargai efort saya untuk meningkatkan mutu pembelajaran-nya.

Apa teknologi-nya yang dipakai? Meja kan...? Dan saya sering menulis "alat bantu" seperti itu dalam rencana pembelajaran saya...

Mungkin kebijakan adalah salah satu legasi (legacy) dari Orde Baru di mana semuanya harus diatur (kontrol) dan di mana Perkembangan SDM Secara Kreatif dan Individu (termasuk guru) kelihatan-nya bukan tujuan pendidikan sebenarnya.

Kayaknya legasi ini masih mendominasikan pikiran di dunia Teknologi Pendidikan juga. Mengapa membuat kebijakan terhadap dunia Teknologi Pendidikan kalau tidak masih berbasis-kontrol? Dasarnya perkembangan teknologi pendidikan adalah keputusan oleh guru berbasis; tujuan, kebutuhan, sumber-sumber yang ada (keadaan), teknologi yang paling mengembangkan kemampuan pelajarnya sesuai kebutuhan kurikulum, maupun secara individual.

Apakah tujuan-nya menjamin standar mutu teknologi yang digunakan oleh guru? Kalau begitu kuncinya adalah profesionalisme guru, bukan kebijakan, apa lagi yang sangat tidak sesuai dengan keadaan (atau kebutuhan) di lapangan seperti Pembelajaran Berbasis-ICT di mana kebanyakan sekolah tidak mempunyai cukup ICT untuk mengajar mata pelajaran ICT saja, maupun dapat menggunakan ICT untuk pembelajaran, dan masih banyak sekolah yang belum punya sama sekali, atau yang ada dipakai di bagian administrasi.
http://TeknologiPendidikan.Com/rasiokomputer.html

Apalagi di mana kebutuhan dasar, tempat belajar saja yang aman dan nyaman belum dicapaikan: "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll", "Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Maupun, kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak!

Perkembangan Teknologi Pendidikan adalah paling terkait dengan Perkembangan Profesionalisme Guru, bukan Kebijakan, atau Teknologinya, apalagi kebijakan yang dapat mengancam perkembangan kreativitas guru. Perkembangan Teknologi Pendidikan juga dapat diancam oleh Ilmuwan Teknologi yang hanya ingin mendorong teknologi tertentu (tunnel vision), yang tidak berbasis keadaan, kenyataan, maupun kebutuhan di lapangan oleh Penelitian yang Tepat Guna.... Tidak Berbasis-Keadaan Indonesia!

Kemarin saya lagi membahas media seperti video dan televisi pendidikan dan saya sangat prihatin melihat bahwa peran video (dan televisi) , maupun kayaknya kemampuan untuk merencanakan dan memproduksikan video yang tepat guna masih kurang dipaham pada tahun 2011, padahal televisi pendidikan sendiri masih mempunyai peran penting di dunia Pendidikan Masyarakat (tetapi peran-nya di kelas masih agak minimal, seperti kita dapat melihat di negara lain), maupun tidak begitu efektif di kelas kecuali dapat dimaksimakan oleh guru yang bermutu dan profesional.

Saya angap ini adalah masalah oleh "tunnel vision", maupun yang saya suka sebut, terlalu banyak "Joki Teknologi " yang bergerak di dunia teknologi pendidikan kita.

Dalam Ilmu Teknologi Pendidikan Semua Jenis Teknologi dari Kertas sampai Teknologi Canggih dapat menjadi Teknologi Tepat Guna (tidak terkait zaman), tergantung tujuan pembelajaran, keadaan/situasinya, dan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologinya. Spidol sendiri dapat mempunyai 1.000 (barangkali unlimited) aplikasi sebagai peraga (selain funksi pena) untuk guru yang mengerti dasar-nya Ilmu Teknologi Pendidikan. - http://teknologipendidikan.com/kebijakan-ict.html

Re: "Semua Jenis Teknologi... dapat menjadi Teknologi Tepat Guna" (di atas).

Sejenis teknologi juga dapat disebutkan "Tidak Tepat Guna" karana tidak sesuai keadaan atau mengancam tujuan pendidikan, seperti tujuan perkembangan SDM yang Kreatif di Indonesia sekarang, di mana kita ingin meninggalkan pembelajaran berbasis hafalan dan menuju pembelajaran yang aktif dan kontekstual....

Misalnya boleh sebut : ICT adalah Teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pembelajaran di Sektor Pendidikan Umum

ICT adalah teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pendidikan Umum Yang Bermutu di Indonesia, kan? ICT dapat membunuh kreativitas (e-Learning / programmed learning), sangat terbatas oleh kekurangan infrastruktur, maupun biaya perawatan yang sangat mahal, banyak sekolah tidak dapat merawat sekolah saja, maupun ratusan komputer (puluhan juta komputer secara nasional)....

Salam Teknologi Pendidikan
http://TeknologiPendidikan.Com/
(Draft in progress Januari 21, 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.

Sesuatu yang sangat lucu yang saya ketemu sambil mencari info kemarin adalah:

"Dasar Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna:

–Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor : 0433/P/1993, Nomor : 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya."

Padahal memilih "Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna" seharusnya adalah Keputusan Oleh Guru - Teknologi Yang Terbaik Untuk Mencapaikan "Tujuan Sesuai Keadaan-nya", maupun yang dapat meningkatkan sebanyak mungkin objektif selain pembelajaran tertentu sesuai perkembangan mutu SDM.

Kalau mengajar di negara maju tidak ada "Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna", bukan urusan pemerintah kan? Yang penting adalah semua strategi yang dimanfaatkan mengarah ke perkembangan manusia (SDM), dan dapat dibela secara pedagogi. Misalnya di sekolah saya dulu (waktu mengajar bahasa Inggris) kadang-kadang saya naik ke atas meja untuk menfokuskan perhatian siswa dan mengilustrasikan sesuatu penting, misalnya sesuatu yang aneh (atau lucu) terkait kebudayaan. Pelajarnya sangat memperhatikan kegiatan-nya, maupun pasti ingat selama hidup, jadi sangat sesuai pedagogi. Maupun Director of Studies saya sangat menghargai efort saya untuk meningkatkan mutu pembelajaran-nya.

Apa teknologi-nya yang dipakai? Meja kan...? Dan saya sering menulis "alat bantu" seperti itu dalam rencana pembelajaran saya...

Mungkin kebijakan adalah salah satu legasi (legacy) dari Orde Baru di mana semuanya harus diatur (kontrol) dan di mana Perkembangan SDM Secara Kreatif dan Individu (termasuk guru) kelihatan-nya bukan tujuan pendidikan sebenarnya.

Kayaknya legasi ini masih mendominasikan pikiran di dunia Teknologi Pendidikan juga. Mengapa membuat kebijakan terhadap dunia Teknologi Pendidikan kalau tidak masih berbasis-kontrol? Dasarnya perkembangan teknologi pendidikan adalah keputusan oleh guru berbasis; tujuan, kebutuhan, sumber-sumber yang ada (keadaan), teknologi yang paling mengembangkan kemampuan pelajarnya sesuai kebutuhan kurikulum, maupun secara individual.

Apakah tujuan-nya menjamin standar mutu teknologi yang digunakan oleh guru? Kalau begitu kuncinya adalah profesionalisme guru, bukan kebijakan, apa lagi yang sangat tidak sesuai dengan keadaan (atau kebutuhan) di lapangan seperti Pembelajaran Berbasis-ICT di mana kebanyakan sekolah tidak mempunyai cukup ICT untuk mengajar mata pelajaran ICT saja, maupun dapat menggunakan ICT untuk pembelajaran, dan masih banyak sekolah yang belum punya sama sekali, atau yang ada dipakai di bagian administrasi.
http://TeknologiPendidikan.Com/rasiokomputer.html

Apalagi di mana kebutuhan dasar, tempat belajar saja yang aman dan nyaman belum dicapaikan: "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll", "Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Maupun, kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak!

Perkembangan Teknologi Pendidikan adalah paling terkait dengan Perkembangan Profesionalisme Guru, bukan Kebijakan, atau Teknologinya, apalagi kebijakan yang dapat mengancam perkembangan kreativitas guru. Perkembangan Teknologi Pendidikan juga dapat diancam oleh Ilmuwan Teknologi yang hanya ingin mendorong teknologi tertentu (tunnel vision), yang tidak berbasis keadaan, kenyataan, maupun kebutuhan di lapangan oleh Penelitian yang Tepat Guna.... Tidak Berbasis-Keadaan Indonesia!

Kemarin saya lagi membahas media seperti video dan televisi pendidikan dan saya sangat prihatin melihat bahwa peran video (dan televisi) , maupun kayaknya kemampuan untuk merencanakan dan memproduksikan video yang tepat guna masih kurang dipaham pada tahun 2011, padahal televisi pendidikan sendiri masih mempunyai peran penting di dunia Pendidikan Masyarakat (tetapi peran-nya di kelas masih agak minimal, seperti kita dapat melihat di negara lain), maupun tidak begitu efektif di kelas kecuali dapat dimaksimakan oleh guru yang bermutu dan profesional.

Saya angap ini adalah masalah oleh "tunnel vision", maupun yang saya suka sebut, terlalu banyak "Joki Teknologi " yang bergerak di dunia teknologi pendidikan kita.

Dalam Ilmu Teknologi Pendidikan Semua Jenis Teknologi dari Kertas sampai Teknologi Canggih dapat menjadi Teknologi Tepat Guna (tidak terkait zaman), tergantung tujuan pembelajaran, keadaan/situasinya, dan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologinya. Spidol sendiri dapat mempunyai 1.000 (barangkali unlimited) aplikasi sebagai peraga (selain funksi pena) untuk guru yang mengerti dasar-nya Ilmu Teknologi Pendidikan. - http://teknologipendidikan.com/kebijakan-ict.html

Re: "Semua Jenis Teknologi... dapat menjadi Teknologi Tepat Guna" (di atas).

Sejenis teknologi juga dapat disebutkan "Tidak Tepat Guna" karana tidak sesuai keadaan atau mengancam tujuan pendidikan, seperti tujuan perkembangan SDM yang Kreatif di Indonesia sekarang, di mana kita ingin meninggalkan pembelajaran berbasis hafalan dan menuju pembelajaran yang aktif dan kontekstual....

Misalnya boleh sebut : ICT adalah Teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pembelajaran di Sektor Pendidikan Umum

ICT adalah teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pendidikan Umum Yang Bermutu di Indonesia, kan? ICT dapat membunuh kreativitas (e-Learning / programmed learning), sangat terbatas oleh kekurangan infrastruktur, maupun biaya perawatan yang sangat mahal, banyak sekolah tidak dapat merawat sekolah saja, maupun ratusan komputer (puluhan juta komputer secara nasional)....

Salam Teknologi Pendidikan
http://TeknologiPendidikan.Com/
(Draft in progress Januari 21, 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.

Teknologi Pendidikan Tepat Guna

Teknologi Pendidikan Tepat Guna

Sesuatu yang sangat lucu yang saya ketemu sambil mencari info kemarin adalah:

"Dasar Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna:

–Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor : 0433/P/1993, Nomor : 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya."

Padahal memilih "Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna" seharusnya adalah Keputusan Oleh Guru - Teknologi Yang Terbaik Untuk Mencapaikan "Tujuan Sesuai Keadaan-nya", maupun yang dapat meningkatkan sebanyak mungkin objektif selain pembelajaran tertentu sesuai perkembangan mutu SDM.

Kalau mengajar di negara maju tidak ada "Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna", bukan urusan pemerintah kan? Yang penting adalah semua strategi yang dimanfaatkan mengarah ke perkembangan manusia (SDM), dan dapat dibela secara pedagogi. Misalnya di sekolah saya dulu (waktu mengajar bahasa Inggris) kadang-kadang saya naik ke atas meja untuk menfokuskan perhatian siswa dan mengilustrasikan sesuatu penting, misalnya sesuatu yang aneh (atau lucu) terkait kebudayaan. Pelajarnya sangat memperhatikan kegiatan-nya, maupun pasti ingat selama hidup, jadi sangat sesuai pedagogi. Maupun Director of Studies saya sangat menghargai efort saya untuk meningkatkan mutu pembelajaran-nya.

Apa teknologi-nya yang dipakai? Meja kan...? Dan saya sering menulis "alat bantu" seperti itu dalam rencana pembelajaran saya...

Mungkin kebijakan adalah salah satu legasi (legacy) dari Orde Baru di mana semuanya harus diatur (kontrol) dan di mana Perkembangan SDM Secara Kreatif dan Individu (termasuk guru) kelihatan-nya bukan tujuan pendidikan sebenarnya.

Kayaknya legasi ini masih mendominasikan pikiran di dunia Teknologi Pendidikan juga. Mengapa membuat kebijakan terhadap dunia Teknologi Pendidikan kalau tidak masih berbasis-kontrol? Dasarnya perkembangan teknologi pendidikan adalah keputusan oleh guru berbasis; tujuan, kebutuhan, sumber-sumber yang ada (keadaan), teknologi yang paling mengembangkan kemampuan pelajarnya sesuai kebutuhan kurikulum, maupun secara individual.

Apakah tujuan-nya menjamin standar mutu teknologi yang digunakan oleh guru? Kalau begitu kuncinya adalah profesionalisme guru, bukan kebijakan, apa lagi yang sangat tidak sesuai dengan keadaan (atau kebutuhan) di lapangan seperti Pembelajaran Berbasis-ICT di mana kebanyakan sekolah tidak mempunyai cukup ICT untuk mengajar mata pelajaran ICT saja, maupun dapat menggunakan ICT untuk pembelajaran, dan masih banyak sekolah yang belum punya sama sekali, atau yang ada dipakai di bagian administrasi.
http://TeknologiPendidikan.Com/rasiokomputer.html

Apalagi di mana kebutuhan dasar, tempat belajar saja yang aman dan nyaman belum dicapaikan: "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll", "Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Maupun, kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak!

Perkembangan Teknologi Pendidikan adalah paling terkait dengan Perkembangan Profesionalisme Guru, bukan Kebijakan, atau Teknologinya, apalagi kebijakan yang dapat mengancam perkembangan kreativitas guru. Perkembangan Teknologi Pendidikan juga dapat diancam oleh Ilmuwan Teknologi yang hanya ingin mendorong teknologi tertentu (tunnel vision), yang tidak berbasis keadaan, kenyataan, maupun kebutuhan di lapangan oleh Penelitian yang Tepat Guna.... Tidak Berbasis-Keadaan Indonesia!

Kemarin saya lagi membahas media seperti video dan televisi pendidikan dan saya sangat prihatin melihat bahwa peran video (dan televisi) , maupun kayaknya kemampuan untuk merencanakan dan memproduksikan video yang tepat guna masih kurang dipaham pada tahun 2011, padahal televisi pendidikan sendiri masih mempunyai peran penting di dunia Pendidikan Masyarakat (tetapi peran-nya di kelas masih agak minimal, seperti kita dapat melihat di negara lain), maupun tidak begitu efektif di kelas kecuali dapat dimaksimakan oleh guru yang bermutu dan profesional.

Saya angap ini adalah masalah oleh "tunnel vision", maupun yang saya suka sebut, terlalu banyak "Joki Teknologi " yang bergerak di dunia teknologi pendidikan kita.

Dalam Ilmu Teknologi Pendidikan Semua Jenis Teknologi dari Kertas sampai Teknologi Canggih dapat menjadi Teknologi Tepat Guna (tidak terkait zaman), tergantung tujuan pembelajaran, keadaan/situasinya, dan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologinya. Spidol sendiri dapat mempunyai 1.000 (barangkali unlimited) aplikasi sebagai peraga (selain funksi pena) untuk guru yang mengerti dasar-nya Ilmu Teknologi Pendidikan. - http://teknologipendidikan.com/kebijakan-ict.html

Re: "Semua Jenis Teknologi... dapat menjadi Teknologi Tepat Guna" (di atas).

Sejenis teknologi juga dapat disebutkan "Tidak Tepat Guna" karana tidak sesuai keadaan atau mengancam tujuan pendidikan, seperti tujuan perkembangan SDM yang Kreatif di Indonesia sekarang, di mana kita ingin meninggalkan pembelajaran berbasis hafalan dan menuju pembelajaran yang aktif dan kontekstual....

Misalnya boleh sebut : ICT adalah Teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pembelajaran di Sektor Pendidikan Umum

ICT adalah teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pendidikan Umum Yang Bermutu di Indonesia, kan? ICT dapat membunuh kreativitas (e-Learning / programmed learning), sangat terbatas oleh kekurangan infrastruktur, maupun biaya perawatan yang sangat mahal, banyak sekolah tidak dapat merawat sekolah saja, maupun ratusan komputer (puluhan juta komputer secara nasional)....

Salam Teknologi Pendidikan
http://TeknologiPendidikan.Com/
(Draft in progress Januari 21, 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.

Teknologi Pendidikan Tepat Guna

Teknologi Pendidikan Tepat Guna

Sesuatu yang sangat lucu yang saya ketemu sambil mencari info kemarin adalah:

"Dasar Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna:

–Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor : 0433/P/1993, Nomor : 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
–Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis
Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya."

Padahal memilih "Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna" seharusnya adalah Keputusan Oleh Guru - Teknologi Yang Terbaik Untuk Mencapaikan "Tujuan Sesuai Keadaan-nya", maupun yang dapat meningkatkan sebanyak mungkin objektif selain pembelajaran tertentu sesuai perkembangan mutu SDM.

Kalau mengajar di negara maju tidak ada "Hukum Pembuatan Alat Peraga dan Penemuan Teknologi Tepat Guna", bukan urusan pemerintah kan? Yang penting adalah semua strategi yang dimanfaatkan mengarah ke perkembangan manusia (SDM), dan dapat dibela secara pedagogi. Misalnya di sekolah saya dulu (waktu mengajar bahasa Inggris) kadang-kadang saya naik ke atas meja untuk menfokuskan perhatian siswa dan mengilustrasikan sesuatu penting, misalnya sesuatu yang aneh (atau lucu) terkait kebudayaan. Pelajarnya sangat memperhatikan kegiatan-nya, maupun pasti ingat selama hidup, jadi sangat sesuai pedagogi. Maupun Director of Studies saya sangat menghargai efort saya untuk meningkatkan mutu pembelajaran-nya.

Apa teknologi-nya yang dipakai? Meja kan...? Dan saya sering menulis "alat bantu" seperti itu dalam rencana pembelajaran saya...

Mungkin kebijakan adalah salah satu legasi (legacy) dari Orde Baru di mana semuanya harus diatur (kontrol) dan di mana Perkembangan SDM Secara Kreatif dan Individu (termasuk guru) kelihatan-nya bukan tujuan pendidikan sebenarnya.

Kayaknya legasi ini masih mendominasikan pikiran di dunia Teknologi Pendidikan juga. Mengapa membuat kebijakan terhadap dunia Teknologi Pendidikan kalau tidak masih berbasis-kontrol? Dasarnya perkembangan teknologi pendidikan adalah keputusan oleh guru berbasis; tujuan, kebutuhan, sumber-sumber yang ada (keadaan), teknologi yang paling mengembangkan kemampuan pelajarnya sesuai kebutuhan kurikulum, maupun secara individual.

Apakah tujuan-nya menjamin standar mutu teknologi yang digunakan oleh guru? Kalau begitu kuncinya adalah profesionalisme guru, bukan kebijakan, apa lagi yang sangat tidak sesuai dengan keadaan (atau kebutuhan) di lapangan seperti Pembelajaran Berbasis-ICT di mana kebanyakan sekolah tidak mempunyai cukup ICT untuk mengajar mata pelajaran ICT saja, maupun dapat menggunakan ICT untuk pembelajaran, dan masih banyak sekolah yang belum punya sama sekali, atau yang ada dipakai di bagian administrasi.
http://TeknologiPendidikan.Com/rasiokomputer.html

Apalagi di mana kebutuhan dasar, tempat belajar saja yang aman dan nyaman belum dicapaikan: "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll", "Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Maupun, kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak!

Perkembangan Teknologi Pendidikan adalah paling terkait dengan Perkembangan Profesionalisme Guru, bukan Kebijakan, atau Teknologinya, apalagi kebijakan yang dapat mengancam perkembangan kreativitas guru. Perkembangan Teknologi Pendidikan juga dapat diancam oleh Ilmuwan Teknologi yang hanya ingin mendorong teknologi tertentu (tunnel vision), yang tidak berbasis keadaan, kenyataan, maupun kebutuhan di lapangan oleh Penelitian yang Tepat Guna.... Tidak Berbasis-Keadaan Indonesia!

Kemarin saya lagi membahas media seperti video dan televisi pendidikan dan saya sangat prihatin melihat bahwa peran video (dan televisi) , maupun kayaknya kemampuan untuk merencanakan dan memproduksikan video yang tepat guna masih kurang dipaham pada tahun 2011, padahal televisi pendidikan sendiri masih mempunyai peran penting di dunia Pendidikan Masyarakat (tetapi peran-nya di kelas masih agak minimal, seperti kita dapat melihat di negara lain), maupun tidak begitu efektif di kelas kecuali dapat dimaksimakan oleh guru yang bermutu dan profesional.

Saya angap ini adalah masalah oleh "tunnel vision", maupun yang saya suka sebut, terlalu banyak "Joki Teknologi " yang bergerak di dunia teknologi pendidikan kita.

Dalam Ilmu Teknologi Pendidikan Semua Jenis Teknologi dari Kertas sampai Teknologi Canggih dapat menjadi Teknologi Tepat Guna (tidak terkait zaman), tergantung tujuan pembelajaran, keadaan/situasinya, dan kemampuan guru untuk memanfaatkan teknologinya. Spidol sendiri dapat mempunyai 1.000 (barangkali unlimited) aplikasi sebagai peraga (selain funksi pena) untuk guru yang mengerti dasar-nya Ilmu Teknologi Pendidikan. - http://teknologipendidikan.com/kebijakan-ict.html

Re: "Semua Jenis Teknologi... dapat menjadi Teknologi Tepat Guna" (di atas).

Sejenis teknologi juga dapat disebutkan "Tidak Tepat Guna" karana tidak sesuai keadaan atau mengancam tujuan pendidikan, seperti tujuan perkembangan SDM yang Kreatif di Indonesia sekarang, di mana kita ingin meninggalkan pembelajaran berbasis hafalan dan menuju pembelajaran yang aktif dan kontekstual....

Misalnya boleh sebut : ICT adalah Teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pembelajaran di Sektor Pendidikan Umum

ICT adalah teknologi yang "Paling Tidak Tepat Guna" untuk Pendidikan Umum Yang Bermutu di Indonesia, kan? ICT dapat membunuh kreativitas (e-Learning / programmed learning), sangat terbatas oleh kekurangan infrastruktur, maupun biaya perawatan yang sangat mahal, banyak sekolah tidak dapat merawat sekolah saja, maupun ratusan komputer (puluhan juta komputer secara nasional)....

Salam Teknologi Pendidikan
http://TeknologiPendidikan.Com/
(Draft in progress Januari 21, 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.