Kubuka mataku
seirama fajar yang menggelinding menyongsong senja, begitu pun asaku terlukis
dari hari ke hari mengharap ta'arufmu hingga kini di ujung galah usiaku yang
hampir 1/4 abad. Sukmamu yang melanglang menjemput sukmaku di sini, menguatkan
tegarku akan kebesaran Illahi.
Tak jauh berbeda nasibku denganmu, bagaimana mungkin kau bisa mendampingiku
andai saat ini kau tak setegar karang, bagaimana kau merangkul pundakku jika
saat ini jiwamu hanya serapuh puing-puing yang berserakan....
Sebanyak hitungan nafasmu saat ini, kau mampu menjaga kesabaranmu, aku yakin
kau pun lebih mampu memeliharanya karena itu yang akan mengantarkan ta'arufmu
padaku.
Jangan pernah berpikir bahwa dirimu hidup sendiri, karena aku tak pernah
bersembunyi, mungkin Allah masih memisahkan kita sementara waktu agar kita
lebih mampu mendewasakan diri.
Apa tak cukup bukti akan kesetiaanku?
Lihatlah kerutan ari mengurangi detik demi detik bilangan usiaku yang entah
tinggal berapa, melukis helai rambut yang mulai berubah warna....
Terima kasih atas do'amu untukku.
Semoga Allah senantiasa menjaga kesabaran di hati kita, menyempurnakan 1/2 dien
kita, dalam ridho dan cinta kasih-Nya.
Aamiin ya rabbal aalamiin.
Thanks for reading:
Ku Tunggu Ta’aruf Mu
Kubuka mataku
seirama fajar yang menggelinding menyongsong senja, begitu pun asaku terlukis
dari hari ke hari mengharap ta'arufmu hingga kini di ujung galah usiaku yang
hampir 1/4 abad. Sukmamu yang melanglang menjemput sukmaku di sini, menguatkan
tegarku akan kebesaran Illahi.
Tak jauh berbeda nasibku denganmu, bagaimana mungkin kau bisa mendampingiku
andai saat ini kau tak setegar karang, bagaimana kau merangkul pundakku jika
saat ini jiwamu hanya serapuh puing-puing yang berserakan....
Sebanyak hitungan nafasmu saat ini, kau mampu menjaga kesabaranmu, aku yakin
kau pun lebih mampu memeliharanya karena itu yang akan mengantarkan ta'arufmu
padaku.
Jangan pernah berpikir bahwa dirimu hidup sendiri, karena aku tak pernah
bersembunyi, mungkin Allah masih memisahkan kita sementara waktu agar kita
lebih mampu mendewasakan diri.
Apa tak cukup bukti akan kesetiaanku?
Lihatlah kerutan ari mengurangi detik demi detik bilangan usiaku yang entah
tinggal berapa, melukis helai rambut yang mulai berubah warna....
Terima kasih atas do'amu untukku.
Semoga Allah senantiasa menjaga kesabaran di hati kita, menyempurnakan 1/2 dien
kita, dalam ridho dan cinta kasih-Nya.
Aamiin ya rabbal aalamiin.
Kubuka mataku
seirama fajar yang menggelinding menyongsong senja, begitu pun asaku terlukis
dari hari ke hari mengharap ta'arufmu hingga kini di ujung galah usiaku yang
hampir 1/4 abad. Sukmamu yang melanglang menjemput sukmaku di sini, menguatkan
tegarku akan kebesaran Illahi.
Tak jauh berbeda nasibku denganmu, bagaimana mungkin kau bisa mendampingiku
andai saat ini kau tak setegar karang, bagaimana kau merangkul pundakku jika
saat ini jiwamu hanya serapuh puing-puing yang berserakan....
Sebanyak hitungan nafasmu saat ini, kau mampu menjaga kesabaranmu, aku yakin
kau pun lebih mampu memeliharanya karena itu yang akan mengantarkan ta'arufmu
padaku.
Jangan pernah berpikir bahwa dirimu hidup sendiri, karena aku tak pernah
bersembunyi, mungkin Allah masih memisahkan kita sementara waktu agar kita
lebih mampu mendewasakan diri.
Apa tak cukup bukti akan kesetiaanku?
Lihatlah kerutan ari mengurangi detik demi detik bilangan usiaku yang entah
tinggal berapa, melukis helai rambut yang mulai berubah warna....
Terima kasih atas do'amu untukku.
Semoga Allah senantiasa menjaga kesabaran di hati kita, menyempurnakan 1/2 dien
kita, dalam ridho dan cinta kasih-Nya.
Aamiin ya rabbal aalamiin.
Kubuka mataku
seirama fajar yang menggelinding menyongsong senja, begitu pun asaku terlukis
dari hari ke hari mengharap ta'arufmu hingga kini di ujung galah usiaku yang
hampir 1/4 abad. Sukmamu yang melanglang menjemput sukmaku di sini, menguatkan
tegarku akan kebesaran Illahi.
Tak jauh berbeda nasibku denganmu, bagaimana mungkin kau bisa mendampingiku
andai saat ini kau tak setegar karang, bagaimana kau merangkul pundakku jika
saat ini jiwamu hanya serapuh puing-puing yang berserakan....
Sebanyak hitungan nafasmu saat ini, kau mampu menjaga kesabaranmu, aku yakin
kau pun lebih mampu memeliharanya karena itu yang akan mengantarkan ta'arufmu
padaku.
Jangan pernah berpikir bahwa dirimu hidup sendiri, karena aku tak pernah
bersembunyi, mungkin Allah masih memisahkan kita sementara waktu agar kita
lebih mampu mendewasakan diri.
Apa tak cukup bukti akan kesetiaanku?
Lihatlah kerutan ari mengurangi detik demi detik bilangan usiaku yang entah
tinggal berapa, melukis helai rambut yang mulai berubah warna....
Terima kasih atas do'amu untukku.
Semoga Allah senantiasa menjaga kesabaran di hati kita, menyempurnakan 1/2 dien
kita, dalam ridho dan cinta kasih-Nya.
Aamiin ya rabbal aalamiin.
Kubuka mataku
seirama fajar yang menggelinding menyongsong senja, begitu pun asaku terlukis
dari hari ke hari mengharap ta'arufmu hingga kini di ujung galah usiaku yang
hampir 1/4 abad. Sukmamu yang melanglang menjemput sukmaku di sini, menguatkan
tegarku akan kebesaran Illahi.
Tak jauh berbeda nasibku denganmu, bagaimana mungkin kau bisa mendampingiku
andai saat ini kau tak setegar karang, bagaimana kau merangkul pundakku jika
saat ini jiwamu hanya serapuh puing-puing yang berserakan....
Sebanyak hitungan nafasmu saat ini, kau mampu menjaga kesabaranmu, aku yakin
kau pun lebih mampu memeliharanya karena itu yang akan mengantarkan ta'arufmu
padaku.
Jangan pernah berpikir bahwa dirimu hidup sendiri, karena aku tak pernah
bersembunyi, mungkin Allah masih memisahkan kita sementara waktu agar kita
lebih mampu mendewasakan diri.
Apa tak cukup bukti akan kesetiaanku?
Lihatlah kerutan ari mengurangi detik demi detik bilangan usiaku yang entah
tinggal berapa, melukis helai rambut yang mulai berubah warna....
Terima kasih atas do'amu untukku.
Semoga Allah senantiasa menjaga kesabaran di hati kita, menyempurnakan 1/2 dien
kita, dalam ridho dan cinta kasih-Nya.
Aamiin ya rabbal aalamiin.
Kubuka mataku
seirama fajar yang menggelinding menyongsong senja, begitu pun asaku terlukis
dari hari ke hari mengharap ta'arufmu hingga kini di ujung galah usiaku yang
hampir 1/4 abad. Sukmamu yang melanglang menjemput sukmaku di sini, menguatkan
tegarku akan kebesaran Illahi.
Tak jauh berbeda nasibku denganmu, bagaimana mungkin kau bisa mendampingiku
andai saat ini kau tak setegar karang, bagaimana kau merangkul pundakku jika
saat ini jiwamu hanya serapuh puing-puing yang berserakan....
Sebanyak hitungan nafasmu saat ini, kau mampu menjaga kesabaranmu, aku yakin
kau pun lebih mampu memeliharanya karena itu yang akan mengantarkan ta'arufmu
padaku.
Jangan pernah berpikir bahwa dirimu hidup sendiri, karena aku tak pernah
bersembunyi, mungkin Allah masih memisahkan kita sementara waktu agar kita
lebih mampu mendewasakan diri.
Apa tak cukup bukti akan kesetiaanku?
Lihatlah kerutan ari mengurangi detik demi detik bilangan usiaku yang entah
tinggal berapa, melukis helai rambut yang mulai berubah warna....
Terima kasih atas do'amu untukku.
Semoga Allah senantiasa menjaga kesabaran di hati kita, menyempurnakan 1/2 dien
kita, dalam ridho dan cinta kasih-Nya.
Aamiin ya rabbal aalamiin.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda Berkomentar, Namun Tetap Jaga Kesopanan dengan Tidak Melakukan Komentar Spam... My Diary Sangat Menyanjung Persahabatan dan Cinta.... Salam Untuk Semua Sahabat My Diary.